Jumat, 14 Maret 2008

Kebahagiaan Tak Selalu Lewat Penderitaan

Ada orang yang berkata bahwa pengalaman dan penderitaan hidup itu paling penting di dalam menuju bahagia. Tetapi kita berpendapat lain. Kalau hanya dengan pengalaman saja, tentu umur akan habis habis, sebab pengalaman itu kian hari kian ganjil, pengalaman kemarin tidak ada lagi, begitupun nanti. Usiapun habislah sebelum pengalaman penuh, rahmat dan ketentraman tentu tidak akan terdapat, sehingga bahagianya hanya jadi kenangan saja.

Tidaklah mesti seorang saudagar menempuh rugi dahulu, baru dia tahu rahasia keuntungan kelak. Itu terlalu jauh.!

Tidaklah mesti seorang nakhoda mengkaramkan kapalnya yang pertama lebih dahulu, baru dia tahu rahasia pelayaran. Ya, kalau si saudagar masih panjang umur dan si nakhoda masih bisa hidup ! Kalau tidak arang habis besi binasa, tukang menghembus payah saja.

Kalau hanya sekolah dengan pengalaman saja, uang sekolah dibayar terlalu mahal dan belum tentu akan lulus ujian. Apalagi sekolah kehidupan tidak dapat ditentukan bila tamat kelasnya, putik kelapa jatuh juga, yang mudapun jatuh dan yang tua lebih lagi, masanya tidak dapat ditentukan.

Meskipun kita akui pengaruh pengalaman, tetapi bukanlah itu yang terpenting, pengalaman adalah sebagai langkah yang pertama. Adapun pelajaran hidup yang kedua ialah memperhatikan alam. Alam adalah laksana sebuah kitab besar yang terhampar di muka kita, didalamnya tertulis perjuangan hayat yang telah ditempuh lebih dahulu oleh orang lain. Disitu dapat kita tilik bagaimana orang lain telah naik, telah mujur dan bahagia, dan dapat pula kita lihat mereka jatuh, tersungkur, ada yang tak bangun lagi, ada yang menyesal selama-lamanya. Kita dengar pekik orang yang kesakitan, maka kita tanyakan kepadanya apa sebab dia jatuh, setelah itu kita tidak tahu lagi dijalan yang pernah dilaluinya. Semuanya itu kita pelajari dengan seksama dari kitab yang terbentang itu. Itulah dia rahasia perkataan raja dari segala pujangga dunia, Nabi Muhammad SAW mengambil i’tibar dari kejadian orang lain itu adalah jalan beroleh bahagia.

Didalam medan hidup, adalah beberapa undang-undang yang harus dijaga dan diperhatikan. Ada yang berhubung dengan kesehatan tubuh, dengan keberesan akal dan yang berhubung dengan kemuliaan budi. Disamping itu pula yang tertentu untuk menjaga kemenangan dan kebahagiaan. Semua pokok undang-undang yang mesti dijalankan itu adalah buah perjalanan hidup manusia sejak dunia terkembang, ditambah, diperbaru, menurut giliran zaman dan waktu, dengan pimpinan dari alam gaib. Kalau segala peraturan itu dijaga, dipelajari dan dijalankan, hiduplah manusia dalam hikmat Tuhan, dianugerahkan-Nya, dan barangsiapa yang beroleh nikmat itu berarti dia telah mendapat perolehan yang amat banyak.

Cobalah perhatikan seorang putri rupawan yang halus budi sedang asyik memelihar bunga. Dipetiknya bunga itu dari kebun dan dipindahkannya ke atas mejanya. Ditukarnya air bunga itu setiap pagi dan sore, dipelihara, dicium dan dipandangnya dengan pandang berahi dan cinta, sampai bunga itu layu, kelopaknya jatuh dan tiap-tiap lembaran kembang itu lurut sehelai demi sehelai.

Maka alam ini adalah laksana kebun bunga itu, bunga-bunga yang ada didalamnya ialah perjalanan kehidupan manusia. Kita cium setiap hari untuk menjadi keuntungan diri, yang busuk kita jauhi, durinya kita awasi, baunya dicium juga. Dari sebab memetik bunga dan menghindarkan durinya itu, kita merasai lezat cinta tenteram.

Pulanglah kapal dari Mekkah, penuh muatan orang haji, awas-awas adik melangkah, memetik bunga dalam duri

Jika pandai meniti buih, selamat badan ke seberang

Tidak ada komentar: