Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda “Setiap penyakit ada obatnya. apabila obat telah mengenai penyakit, maka akan mendatangkan kesembuhan dengan izin Allah,”. (HR Muslim). Di kesempatan lain Rasulullah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan At Tirmidzi ” ..Allah menciptakan obat bagi setiap penyakit yang Dia ciptakan...kecuali penyakit Tua”.
Jadi sebagai umat Islam yang menjadikan Al Qur’an dan Al Hadits sebagai pegangan kita, kita wajib percaya bahwa Allah lah yang menurunkan obat bagi setiap penyakit, hal ini juga sejalan dengan salah satu kalimat tauhid yang diucapkan Nabi Ibrahim A.S. dalam surat As Shu’ara 80 ” Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku”.
Ayat-ayat Al Qur’an dan Al Hadits tersebut seharusnya cukuplah menjadi dasar kita dalam setiap upaya mencari penyembuhan dari penyakit yang kita atau keluarga kita derita. Kelihatannya mudah, namun kita sering lupa atau terjebak dalam dua ekstrim dalam mencari penyembuhan ini.
Ekstrim pertama adalah orang-orang yang hanya mengandalkan upaya penyembuhannya melalui berbagai pengobatan medis dan lupa atau tidak tahu bahwa hanya Allah-lah yang bisa menyembuhkan penyakit itu. Ektstrim kedua adalah orang yang melupakan ikhtiar.
Disatu sisi kita wajib berupaya mencari obat untuk penyembuhan penyakit kita, disisi lain kita harus sadar bahwa obat tersebut hanyalah sarana bagi datangnya pertolongan Allah dalam bentuk penyembuhan. Sebagian obat sebagai sarana penyembuhan yang merupakan pertolongan Allah ini ada yang secara explisit diungkapkan sendiri oleh Allah seperti Madu yang disebut dalam QS An-Nahl 69 ”...dan sebagai obat bagi manusia”. Sebagian lain sarana pengobatan tersebut tidak diunkapkan oleh Allah secara langsung tetapi sepenuhnya disediakan olehNya secara cukup di alam. Manusia-manusia yang menekuni dan menggali karunia Allah tersebut (para ilmuwan) sebagian akhirnya berhasil menemukan berbagai obat untuk berbagai penyakit.
Karena tidak semua orang mampu meneliti dan mencari sendiri sarana pengobatan yang ada di alam, maka sebagian besar umat manusia menggantungkan pengobatannya dari hasil riset para ilmuwan dan pabrik farmasi besar – yang sayangnya kadang menjadi terlalu mahal dan tidak terjangkau oleh sebagian umat manusia.
Tidak hanya dinegeri-negeri miskin, di negara kaya seperti Amerika-pun jutaan orang bangkrut gara-gara tidak mampu membayar pengobatan. Mahalnya biaya pengobatan ini antara lain karena biaya riset yang mahal (dalam menemukan obat/bahan obat), biaya pengembangan yang mahal, biaya distribusi obat yang mahal dst. Seluruh sistem pengobatan modern inilah yang membuat biaya pengobatan mahal. Nah padahal Allah ketika menurunkan pertolonganNya tidak memilih hanya yang mampu bayar saja yang ditolong, lantas bagaimana sistem pengobatan bagi seluruh umat yang sejalan dengan aqidah kita tersebut ?.
Mari sekarang kita tadaburi ayat-ayat dan hadits mengenai pengobatan tersebut, pada saat bersamaan kita tadaburi alam. Dari sabda Rasulullah ” Setiap penyakit ada obatnya...”, mari kita lihat yang dilakukan oleh para peneliti obat-obatan, para tabib China dari ribuan tahun lalu dan berbagai ahli pengobatan di berbagai bangsa dan zaman...mereka selalu menemukan obat untuk penyakit yang muncul pada zamannya. Maka benarlah sabda Rasulullah tersebut.
Apa yang dilakukan oleh para tabib China sejak ribuan tahun lalu sampai dengan para peneliti obat di zaman modern ini sebenarnya adalah sama yaitu menggali yang sudah ada di alam (disediakan oleh Allah) kemudian meramu/mengolahnya sehingga menjadi obat yang siap pakai. Yang dilakukan sama tetapi prosesnya yang berbeda. Di zaman modern ini pencarian obat melibatkan berbagai teknologi dan proses produksi...yang akhirnya menjadikan obat mahal. Lantas apa kita akan kembali ke zaman ribuan tahun lalu untuk mencari obat yang murah ? Tentu juga tidak, tetapi kita bisa mengikuti petunjuk Al Qur’an untuk mencari obat bagi kita.
Petunjuk Al Qur’annya kan jelas bahwa ”... dari dalam perut lebah itu keluar minuman yang bermacam-macam warnanya sebagai obat bagi manusia...”. Karena Al Qur’an adalah kitab akhir zaman, diturunkan kepada nabi akhir zaman maka kebenarannya akan terjaga sampai akhir zaman. Artinya hasil yang keluar dari perut lebah tersebut sebagai obat yang disebut di Al Qur’an akan berlaku juga sampai akhir zaman, termasuk untuk obat-obat penyakit yang sekarang belum muncul atau sudah muncul namun belum ketemu obatnya.
Para tabib China dan para ilmuwan modern mencari obat antara lain dari bahan tanaman, mereka melakukan kajian terhadap ribuan tanaman dari berbagai daerah untuk menemukan zat kimia yang dapat menjadi penyembuh yang oleh ahli kimia disebut phytochemicals. Meskipun akhirnya menemukan obat cara ini adalah cara yang sukar (dan juga mahal)– the hard way – karena tanpa petunjuk.
Nah mengapa madu (yang keluar dari perut lebah) menjadi cara yang mudah dan obat yang murah bagi seluruh umat ? karena proses pencariannya/penelitiannya tidak memakan biaya yang besar dan tidak memerlukan teknologi tinggi untuk memprosesnya – Allah sendiri yang memberi petunjuk ke kita bahwa obat tersebut tersedia dalam kondisi siap saji.
Bukti ilmiahnya adalah, diseluruh dunia lebah selalu berhasil menemukan Nectar bunga untuk bahan madu. Lebah juga selalu berhasil menemukan phytochemicals dari berbagai tumbuhan untuk memproduski Propolis, Pollen, dan Royal Jelly. Bahkan di dalam pollen sendiri yang dikumpulkan lebah juga sudah mengandung berbagai phytochemicals yang berguna untuk kesehatan.
Phytochemicals yang di seleksi dan dikumpulkan oleh lebah dari tumbuhan-tumbuhan terpilih tersebut ternyata terbukti sangat efektif untuk berbagai obat antibiotik, anti bacterial, anti fungal, anti allergic dlsb. Dari mana lebah memperoleh ini semua ?, dari alam dimana dia hidup. Kita hidup berdampingan dengan lebah di lingkungan yang sama, namun lebah-lebah pekerja tahu tumbuhan-tumbuhan mana yang efektif untuk menghasilkan propolis misalnya – sedangkan kita tidak tahu. Kalaupun toh kita akhirnya tahu selalu dengan cara yang mahal dan sukar tersebut – itupun hanya sedikit dari kita yang tahu yaitu para ilmuwan dan peneliti obat.
Dengan mengikuti petunjuk Al Qur’an, manusia akan lebih mudah menemukan obat-obat tersebut karena tidak usah susah payah meneliti mana-mana tumbuhan yang dapat menjadi obat dan sebaliknya, cukup mengikuti pilihan lebah yang atas perintah Allah telah dimudahkan jalannya (QS An Nahl 68). Nah mau hidup dengan susah tanpa petunjuk ? atau mau dengan cara yang mudah mengikuti petunjukNya dalam segala aspek kehidupan?.
sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar